BAB 11
PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS
1.
Jenjang Sosial
Dalam kehidupan setiap individu,
masing-masing memiliki perbedaan yang cukup beragam. Setiap orang dapat
membedakannya melalui kelas-kelas tertentu, yaitu kelas bawah, menengah, dan
kelas atas. Perbedaan yang muncul terkadang membuat kita merasa ada yang kurang
dari diri sendiri atau suatu ketidak kepercayaan. Apabila disangkut-pautkan
dengan makna dari bhineka tunggal ika bangsa Indonesia; "meskipun berbeda
tetapi tetap satu". Seharusnya kita bisa memaknai kalimat tersebut.
Perbedaan yang lain dapat dinilai dari fisik, keyakinan, ras, suku, agama,
pendidikan, jenis kelamin, usia, kemampuan, dsb.
2.
Pengertian Jenjang Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata
(lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan)
status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat
orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan
social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama
akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota
masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para
anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para
anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari
status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial
tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih
tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial
penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu
karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri
maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai
produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk
“kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial
tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif,
ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah
menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup
tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah
dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua
mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena
tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan
memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering
menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas
sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol
keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan
dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
3.
Faktor Penentu Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam
suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat
beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi
dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau
kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya
sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang
dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status
atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial
yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial,
karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek
struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah
dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan
adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang
status.
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan
tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
5. Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi
orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa
perlawanan)
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan kelas sosial, yaitu:
a.
Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial
merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu,
memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara
hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk
menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
b.
Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang
terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau
tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis
pekerjaan lainnya.
c.
Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan
uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi
jenjang kelas sosial. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan
kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket,
cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Dalam
beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada pekerjaan. De Fronzo
(1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para
pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian,
perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka
sebanding.
4.
Pengukuran Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi
menjadi kelas atau golongan:
·
Golongan sangat kaya
·
Golongan kaya
·
Golongan miskin
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut
seperti piramida:
1. Golongan Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak
terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam
masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga
golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka
yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai
pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki
tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja
pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung
dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah
pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya
terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan
golongan proletar.
3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan
masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper
class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle
class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle
class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower
class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (
Lower-lower class)
1. Upper-upper class
2. Lower-upper class
3. Upper-middle class
4. Lower-middle class
5. Upper-lower class
6. Lower-lower class
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama
kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi
profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap,
pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle
class)
3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
5. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
c. Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang
dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada
dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan
jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten
hingga Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan
dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit
hingga Kopral kepala
5.
Apakah Kelas Sosial Berubah
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti
roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status
sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang
lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi
berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas
sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera
konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi
dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya
atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di
konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini
juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa.
6.
Pemasaran Pada Segmen Pasar
Berdasarkan Kelas Social
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial
berbeda – beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat
apabila ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi
biasanya menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif
karena dapat diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau
memiliki status sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang
higienis, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila
pemasaran dilakukan untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah.
Penggunaan iklan pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan
promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak
mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi
berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas
sosial yang ada.
Sumber:
http://roykesiahainenia.i8.com/materi_sospol/materi_6.html
http://yesamartha.blogspot.com/2012/10/pengaruh-kelas-sosial-dan-status.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar