Senin, 20 Mei 2013

Resensi Buku Habibie & Ainun (Bahasa Indonesia)



RESENSI BUKU Habibie & Ainun






Judul Buku                            : Habibie & Ainun
Buku                                       : Novel
Penerbit                                  : PT THC Mandiri
Diterbitkan                            : Jalan. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 – Indonesia.
Tahun terbit                          : November 2010
Penulis                                    : Bacharuddin Jusuf Habibie
Kategori                                 : Biografi
Tebal  Buku                           : xii + 323 Halaman
Resolusi                                  : 14 cm x 21 cm
Jenis Cover                            : Soft Cover  
Text Bahasa                           : Indonesia    
Karya lain Pengarang           : Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain     beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
·         VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
·         Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130. 
·         Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ). 
·         Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang ) 
·         CN - 235 
·         N-250 
·         dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:

ü  Helikopter BO-105. 
ü  Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
ü  Beberapa proyek rudal dan satelit.
Alasan membuat buku         : Untuk mengobati rasa rindu kepada sang istri ( Ainun )
Sinopsis buku                                    : Ainun
"Saya bahagia malam-malam hari berdua di kamar: dia sibuk di antara kertas-kertasnya yang berserakan di tempat tidur, saya menjahit, membaca atau berbuat lainnya. Saya terharu melihat ia pun banyak membantu tanpa diminta: mencuci piring, mencuci popok bayi yang ada isinya..."

Habibie
"Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan hati nurani. Kami melekat pada diri kami sepanjang masa di manapun kami berada..."

Buku ini menarik, karena berisi analsisi ilmiah murni penulis sebagai intelektual yang berpendapat apa adanya.
(  KH Ali Yafie )
Ini adalah sebuah karya yang ditenun dan dibingkai dengan perasaan cinta suci yang mendalam, tulus dan sarat nilai. Suka-duka penulisnya berdampingan selama 48 tahun dengan Bu Ainun bertumpah-ruah dengan penuh kejujuran dalam karya ini, sebuah karya yang dapat dijadikan ilham bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah, sesuatu yang tidak mudah bagi kebanyakan kita, termasuk saya.

(  Ahmad Syafii Maarif )
Ini adalah sebuah buku yang luar biasa menari, amat penting, sebuah buku sejarah Indonesia di 40 tahun terakhir, kisah pengalaman seorang putera utama bangsa Indonesia, tokoh teknologi yang menjadi tokoh politik, sebuah buku yang indah, yang sekaligus cerita cinta, cinta yang menjadi rahmat dari Tuhan. Mempesona!
( Franz Magnis-Suseno SJ )

Tema resensi                          : Kisah Hidup  Perjalan Habibie & Ainun

Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R. Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48 tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.
Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun tetap berada di sisinya. Setiap ia keluar dari ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah. Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan.

Sedikit saya akan menceritakan isi yang tertera didalam buku yang berjudul Habibie & Ainun.

Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Pak Habibie tertarik pada Bu Ainun, kisah pacaran mereka yang singkat dan berujung pada pernikahan. Selanjutnya kita dapat mengetahui episode kisah hidup Pak Habibie (yang tentunya dalam setiap tahapan kehidupannya tak lepas dari peranan Bu Ainun).
Mulai dari pasangan baru dengan gaji yang pas-pasan di Jerman, namun kesulitan-kesulitan di awal pernikahan mereka membuat mereka bertambah saling memahami.Menghadapi kehidupan yang keras,Bu Ainun tak mengeluh, bahkan senantiasa menyambut Pak Habibie dengan pandangan dan senyuman yang menentramkan. Dan berkali-kali Pak Habibie menyebutkan dalam buku ini bahwa pandangan dan senyuman Bu Ainun senantiasa membuatnya terpukau dan dirindukannya.

Ketika Pak Habibie mengalami masalah dalam penyelesaian doktoralnya dan merasa kerja kerasnya sia-sia, namun Bu Ainun memberikan motivasi dan saran untuk menyelesaikan masalahnya. Atas saran dari Ibu Ainun inilah, masalahpun dapat terpecahkan. Pak Habibie merasa Bu Ainun adalah ilham untuknya, oleh karena itu anak pertama mereka diberi nama Ilham. Di sini, saya sangat salut sekali dengan kecerdasan Bu Ainun yang memahami persoalan yang menimpa suaminya dan dapat memberikan solusi. Dan apapun yang terjadi Pak Habibie senantiasa mengkonsutasikannya dengan Bu Ainun. Juga pernyataan Pak Habibie karena Aninunlah sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan jika Ainun merasa mungkin untuk dilakukan maka Pak Habibie akan yakin dapat membuat sesuatu yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Ketika anak kedua lahir, maka kebutuhan semakin besar Bu Ainun memutuskan untuk bekerja menjadi dokter anak(atas dukungan Pak Habibie), akan tetapi akhirnya harus melepaskan pekerjaannya karena anaknya sakit dan merasa bersalah tidak dapat merawat anaknya. Meskipun pada akhirnya Bu Ainun memutuskan menjadi Ibu rumah tangga namun Bu Ainun tetap dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan karier Pak Habibie sehingga masih tetap dapat memberikan masukan-masukan kepada Pak Habibie.Apalagi setelah kembali ke tanah air, bu Ainun disibukkan untuk mendampingi Pak Habibie juga membuat kegiatan di lembaga-lembaga yang dipimpin oleh suaminya dan juga mengepalai berbagai yayasan. Jabatan yang diemban Pak Habibie tak membuat Bu Ainun berubah, malah mereka semakin tidak dapat dipisahkan dimana ada Pak Habibie disitu ada Bu Ainun. Sampai ketika bu Ainun sakit dan meninggal, Pak Habibie merasa bahwa ia dan Ainun maninggal karena diikat oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi.
Surat terakhir B.J.Habibie untuk Alm. Ainun Habibie …..

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,

sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,

hatiku seperti tak di tempatnya,

dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang,

rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,

pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,

aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,

tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,

kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,

cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

BJ.HABIBIE


Setelah saya membaca dan membuat suatu resensi tentang buku Habibie & Ainun , saya mendapatkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.
A.    KELEBIHAN BUKU
1.      Saat merasa buku ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf Habibie.

Saat membaca buku ini, saya dapat membayangkan Pak Habibie berbicara dan bercerita.
Setelah bertahun-tahun tidak pernah melihat pidato-pidato Pak Habibie (yang sejujurnya dulu sangat membosankan), buku ini bisa menjadi penawar rindu yang sangat ampuh.
Selain itu, karena cara penyampaian dalam buku ini benar-benar menggambarkan Pak Habibie, saya semakin kagum dengan apa yang ada di dalam otak dan pemikiran beliau. Betapa hebatnya beliau menciptakan berbagai macam rencana-rencana untuk hidupnya, untuk lembaga-lembaga yang dipimpinnya, dan untuk Indonesia.

2.      Bukan cinta melulu.

Sebelum membaca buku ini, saya mengira bahwa saya akan mendapatkan bacaan yang fokus pada kisah percintaan antara Habibie dan Ainun. Saya senang sekaligus juga cukup kaget karena, tidak saja disuguhkan cerita dibalik kehidupan suami-istri mereka berdua, Pak Habibie juga menuliskan berbagai kisah sejarah Indonesia dan benih-benih pemikiran beliau.
Saya justru tidak dapat membayangkan buku jika isinya hanya masalah cinta melulu.

3.      Mau atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini.

Pak Habibie memberikan deskripsi yang begitu detil tentang perjuangan dia membangun industri dirgantara Indonesia. Kalimat-kalimat yang beliau tulis mengenai kemampuan putra-putri bangsa, mau tidak mau menggelitik rasa nasionalisme saya.
Dulu Pak Habibie bisa menginisiasi proyek sebesar PT DI, kenapa anak-anak muda zaman sekarang belum bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan tersebut?
Tingginya idealisme dan nasionalisme Pak Habibie dan keluarga, yang bersedia meninggalkan hidup berkecukupan di Jerman dan malah pulang ke Indonesia, itu saya akan ingat sampai kapanpun.


B. KELEMAHAN BUKU
1.      Karena buku ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita, kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku ini sering terasa membingungkan dan tidak wajar. 

Saya tidak tahu apa yang ada di dalam otak Pak Habibie, tapi saya yakin otaknya sangat penuh dengan berbagai macam pemikiran tentang berbagai macam hal. Mungkin beberapa hal tersebut saling bertubrukan satu sama lain. Atau bahkan mungkin rantai pemikiran beliau tentang hal A, malah berlilitan tanpa sengaja dengan rantai pemikiran hal B. Hal ini semua tergambarkan dalam buku ini.

2.      Sungguh saya sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan kehadiran seorang editor.

Ataukah saya yang salah mengerti?
Saya sudah berusaha mencari siapa editor yang membantu sebelum resminya diterbitkan
buku ini, namun tidak satu nama pun muncul.
Menurut saya, ketidakhadiran seorang editor membuat kekurangan-kekurangan dalam buku ini menjadi begitu menonjol.
Misalnya saja di dalam buku ini tidak jarang kata “Ainun” malah dicetak menjadi “AInun” atau pun kata “tetapi” menjadi “tatapi.”
Satu hal yang sangat-sangat mengganggu keindahan bahasa penulisan adalah tidak konsistennya pemilihan kata antara “saya” dan “aku”. Di dalam satu kalimat, contohnya:
“… dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan.”
Sungguh-sungguh-sungguh sangat disayangkan.

3.      Cerita cinta masih kurang

Kontradiktif dengan poin nomor 3 kelebihan buku ini, sebesar apapun saya menyukai sisi sejarah dan berbagai macam cerita tentang perjuangan Pak Habibie, saya merasa kisah percintaan antara Pak Habibie dan Ainun hanya dirayakan di awal dan akhir buku. Di pertengahan buku, saya merasa cerita-cerita tentang kegiatan Ainun dan deskripsi tentang kecintaan Pak Habibie dan Ainun hanya merupakan sisipan yang cuma mampir. Selipan-selipan yang seharusnya menjadi cerita betapa dalamnya cinta kasih Pak Habibie dan Ainun dirasa terpaksa dituliskan demi menyokong judul buku ini.

4.      Kurang Foto

Saya bukan jenis orang yang lebih suka membaca sesuatu yang bergambar, tapi saya sangat setuju dengan ungkapan bahwa gambar dapat menggantikan berjuta-juta kata yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu.
Mungkin hal ini disebabkan karena buku ini buru-buru diterbitkan, mumpung waktu meninggalnya Ainun belum terlalu lama. Atau juga kesalahan penerbit yang menyetujui penerbitan buku ini.
Tapi, dengan menyokong pernyataan saya di poin kekurangan nomor 3, buku ini akan menjadi lebih berwarna bila disertakan dengan gambar-gambar Pak Habibie bersama Ainun.
Alangkah baiknya jika kecintaan Pak Habibie dan Ainun digambarkan dalam foto keluarga bersama Ilham dan Thareq.
Sungguh sangat disayangkan bahwa pembaca hanya diberikan rangkaian kata soal foto keluarga terakhir sebelum Ainun meninggal, tanpa dimanjakan matanya dengan keberadaan foto tersebut.
Semoga hadirnya buku ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta inspirasi bagi kita semua. Serta mampu memenuhi dahaga warga Indonesia yang ingin mengetahui fakta sejarah dari kehidupan sang profesor, hingga mampu dicatat dalam sejarah bangsa ini.  

Pengertian Resensi (Bahasa Indonesia)

Pengertian Resensi dan Unsur-unsurnya

Pokok Pembahasan
1.      Apa Pengertian “Resensi” ? 
2.      Apakah tujuan dari pembuatan “Resensi” ? 
3.      Sebutkan unsur-unsur yang terkandung di dalam “Resensi” ?

A. Pengertian Resensi

Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.

B. Pengertian Resensi Menurut Pendapat Ahli

Berikut ini adalah pengertin resensi menurut pendapat para ahli : 
1.      WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. 
2.      Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku. 
3.      Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.


C. Tujuan Resensi

Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut :
1.      Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. 
2.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3.      Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4.      Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5.      Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku

D. Jenis-jenis Resensi

Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2.      Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3.      Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.

E. Unsur-unsur Resensi

Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi. 
1.      Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2.      Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Judul buku;
b.      Pengarang;
c.       Penerbit; 
d.      Tahun terbit beserta cetakannya;
e.       Dimensi buku;
f.       Harga buku;
3.      Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4.      Penutup resensi buku 
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.

F. Tahap Penulisan Resensi

Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku :
1.      Tahap Persiapan 
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2.      Tahap Pengerjaan 
a.       Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b.      Membuat isi resensi, diantaranya: 
·         Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
·         Menentukan judul resensi.
·         Membuat ringkasan secara garis besar.
·         Memberikan penilaian buku.
·         Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
·         Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
·         Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

G. Tips Menulis Resensi

Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:           
A.    Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
B.     Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
C.     Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
D.    Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
E.     Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
F.      Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.


Kamis, 09 Mei 2013

KITA



Cerita Kita

Pertemuan itu terjadi 8 tahun yang lalu. Di kala umur kita 14th yang sedang menduduki bangku Sekolah Menengah pertama (SMP). Entah rasa apa pernah ada di antara kita yang sampai detik ini membawa kita untuk sama-sama menjalani hidup bersama baik suka maupun duka.
K A M U ,, yaa kamu, kamu itu indah dan kamu itu yang terbaik yang pernah aku kenal sebagai sosok laki-laki ke-3 di keluarga aku (selain papahku dan adikku). pertama kali aku mengenalmu hanya ada satu nama yang terlintas di hati dan benakku yaitu nama-mu, tatapan mata kamu yang bisa buat aku jatuh cinta dan menyayangimu sampai detik ini.
Saat SMP kita pernah 1 kelas, teman-teman, guru, kelas, serta sekolah yang pernah menjadi saksi perjalanan perkenalan kita. Banyak hal yang bisa menjadi cerita indah di dalamnya, tak bisa ku uraikan satu persatu. 

Singkat cerita ajah 8th bersamamu itu banyak lika-likunya, ada di saat kita merasakan bahagia sempat memiliki, dan ada saat kita pernah sama-sama jauh karna keadaan yang membuat kita gak bisa mikir dengan dewasa untuk ke depannya, namun ego sesaat yang terlintas dalam diri kita, pada akhirnya kita pernah masing-masing, dari kejadian itu sempat berfikir "apa bisa kita seperti dulu?"
Semua terjawab sudah, dengan jauhnya kita di saat itu bisa di rasakan langsung bagaimana arti penting masing-masing di diri kita untuk hidup yang akan terus berjalan. Tanpamu semua berubah menjadi tak terarah, tak berartinya aku untuk hidup yang aku jalani. Dari sini kita bisa lebih dewasa mengambil hikmah dengan apa yang pernah terjadi dan menjadikan pelajaran berharga bagaimana menjalani hubungan dengan lebih bisa memegang kunci Percaya, Kesetiaan, Kasih Sayang, Pengertian, dan Kebersamaan

Kamu motivasi terbesar aku dalam segala hal yang aku harus lalui dan aku perjuangkan, darimu aku belajar bagaimana menghargai waktu yang tersisa di dunia untuk hal-hal yang lebih penting dilakukan dengan umur yang kita punya. Kamu yang selalu bisa berjuang untuk keluargamu, menjadi tulang punggung keluarga yang mampu banting tulang cari kerja demi masa depan yang cerah. "sedangkan aku apah??"
Aku hanya seorang anak perempuan yang belum bisa membahagiakan orang tua dengan membalas segala yang pernah mereka perjuangan demi aku. Aku yang masih bergantung hidup dengan orang tuaku, tapi kamu itu seorang laki-laki yang berjuang keras demi keluarga tercinta dan orang yang kamu sayangi..

Bersamamu selalu ada tawa canda di setiap pertemuan, selalu ada rindu di hati, dan selalu ada sayang di jiwa ini. Terimakasih atas kasih sayang kamu yang tulus dan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukku, dan kamu tak kan terganti oleh siapa-pun.!!

Maavkan atas segala kesalahan yang pernah aku perbuat di hubungan ini, dan yang mungkin pernah menyakiti hatimu. Aku bukanlah wanita sempurna tanpa ego, bahkan aku ini wanita yang masih punya ego tinggi yang tak bisa terkontrol. Sekarang aku merasa sebagai wanita terbahagia bisa di miliki-mu dan mampu mendampingi-mu sampai kesuksesanmu nanti. 
Semoga Tuhan membaca isi dari sepenggal cerita serta isi hatiku sebenarnya bahwa aku ingin di miliki-mu seutuhnya dan di temani kamu sampai aku harus kembali kepada-Nya. 

*Terimakasih kau ciptakan bahagia di setiap langkah hidupku*

( DL )

Rabu, 08 Mei 2013

Laporan


Prinsip, struktur, Jenis, dan macam-macam Laporan

Pengertian laporan
Laporan mempunyai peranan yang penting pada suatu organisasi karena dalam suatu organisasi dimana hubungan antara atasan dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan organisasi tersebut. Dengan adanya hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama karyawan yang terjalin baik maka akan bisa mewujudkan suatu sistem delegation of authority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara effektif dan efisien dalam organisasi. 
Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan. 
Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.

A.    Prinsip – prinsip Penulisan laporan.

Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat berikut ini.

1.      Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap
2.      Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif
3.      Benar / akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.
4.      Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.
5.      Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.
6.      Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.

B.     Jenis Laporan

Laporan dapat digolongkan menurut :
a.       Maksud pelaporan
Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.
Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
Laporan Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).
Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.
b.      Bentuk Laporan
Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
Laporan berbentuk formulir.
Laporan berbentuk buku.
c.       Waktu Penyampaian
Laporan Insidental; Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
Laporan Periodik; Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.   

Ø  Sistematika laporan 
Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitandengan data-data yang akurat dan lengkap.Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas:1.bagian awal, terdiri atas :a.halaman judul:judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penuli, intansi asal, kotapenyusunan,dan tahun.b. halaman pengesahan (jika perlu)c. halaman motto/semboyan(jika perlu)d. halaman persembahan (jika perlu)e. prakataf.daftar isig.daftar tableh. daftar grafiki. daftar gambar  j.abstrak: uraian singkat tentang isi laporan2. bagian isia.bab I pendahuluan berisi tentang(1) latar belakang(2)identitas masalah(3) pembatasan masalah(4)rumusan masalah(5) tujuan dan manfaatb. bab II: kajian pustakac. Bab III:metoded. bab IV:pembahasane. bab V: penutup3. bagian akhir a. daftar pustakab.daftar lampiranc. indeks : daftar istilah
     
Ø  Jenis-jenis  laporan:
·         Laporan Program Kerja 
·         Laporan Ilmiah 
·         Laporan  pertanggung  jawaban

Laporan adalah satu bentuk penyataan yang logikal dan tersusun. Ianya mengandungi bahagian-bahagian, tajuk-tajuk dan subtajuk-subtajuk. Sebab-sebab laporan ditulis; 
·         Mengenal pasti masalah 
·         Memberikan maklumat dan fakta 
·         Mencadangkan penyelesaian 
·         Mencadangkan tindakan yang perlu dilakukan 
·         Membuat kesimpulan 
·         Menilai sesuatu penyelidikan atau aktiviti 
·         Membuat rekod sesuatu peristiwa 
·         Menganalisi aktiviti perniagaan
·         Mensintesis sesuatu pelan tindakan 
·         Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll. 
·         Laporan boleh berbentuk pendek atau panjang dalam format informal atau formal 

Ø  Struktur laporan
Laporan disusun sebagai berikut:       
v  Bab Satu memperkenalkan struktur MSR dan memberikan landasan yang bersifat konteks dan sejarah untuk laporan didasarkan.
v  Bab Dua memberikan rangkuman tentang kerangka analitis dan metodologi MSR.
v  Bab Tiga memberikan rangkuman tentang demografi kelompok-kelompok yang terkena dampak konflik, termasuk karakteristik mereka, estimasi jumlah total, dan diskusi tentang dampak konflik pada sub-populasi tertentu.
v  Bab Empat dilanjutkan dengan penilaian biaya total konflik, yang difokuskan pada kerusakan pada infrastruktur dan aset-aset produktif dan kerugian lainnya; kerusakan dan kehancuran rumah dan insfrastruktur produktif; kerusakan pada infrastruktur dan aset sosial (misalnya; sekolah, layanan kesehatan, tempat-tempat ibadah); dan kerusakan pada gedung-gedung dan fasilitas pemerintah setempat.
v  Bab Lima membahas inventarisasi bantuan reintegrasi dan bantuan pembangunan perdamaian selama ini, termasuk dukungan dan program-program badan pemerintah maupun internasional, dan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang estimasi kebutuhan-kebutuhan pendanaan yang berlaku untuk merenovasi dan mengganti struktur-struktur dan aset-aset ini dan untuk mendukung upaya-upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pada komunitas-komunitas yang terkena dampak konflik.
v  Bab Enam menjelaskan tentang persoalan-persoalan ekonomi dan mata pencaharian  yang berkaitan dengan konsolidasi perdamaian. Bab ini dimulai dengan pembahasan tentang bantuan yang diberikan kepada berbagai kelompok yang terkena dampak konflik dan dampaknya terhadap pemulihan ekonomi pada periode pascakonflik; menjelaskan situasi terkini kelompok-kelompok terkena dampak konflik (dalam hal pekerjaan, pendapatan dan pemulihan aset); dan selanjutnya memberikan tinjauan tentang ekonomi Aceh, membahas kemiskinan dan tren pertumbuhan di era pascakonflik, pekerjaan dan pasar kerja, dan iklim investasi
v  Bab Tujuh membahas faktor-faktor sosial-politik penting yang berkaitan dengan konsolidasi perdamaian. Bab ini dimulai dengan tinjauan konflik dan kekerasan di Aceh sejak penandatanganan Nota Kesepahaman pada 2005, yang diikuti dengan penilaian reintegrasi para mantan kombatan, tahanan yang telah mendapat amnesti dan para pengungsi yang telah kembali (returnees) ke dalam masyarakat. Fokusnya kemudian beralih ke persoalan-persoalan kohesi sosial, keterlibatan dan partisipasi di tingkat komunitas. Pembahasan bergeser ke persoalan-persoalan yang lebih luas yang dapat mempengaruhi proses perdamaian. Termasuk pemilihan umum dan politik elektoral, sisa struktur-struktur organisasi, dan budaya dari pemberontakan, gerakan-gerakan pemisahan di dalam provinsi, dan ketegangan-ketegangan yang belum terpecahkan mengenai redaksi kata dan pelaksanaan UUPA 2006.
v  Bab Delapan membahas lembaga-lembaga di tingkat provinsi dan lokal, serta struktur-struktur kelembagaan nasional yang diterapkan untuk menangani reintegrasi dan proses pembangunan perdamaian. Bab ini mencakup pertimbangan terhadap arus pendapatan pasca-MoU dan tinjauan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk menangani lonjakan anggaran pemerintah. Peranan badan-badan internasional dan para pemimpin Aceh serta lembaga-lembaga Aceh di dalam proses reintegrasi dan pembangunan perdamaian juga dibahas.
v  Bab Sembilan menyediakan ringkasan tentang temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan MSR, dan memberikan sejumlah rekomendasi  untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan serta memperkuat dan memperdalam proses pembangunan perdamaian di Aceh.

 Posted by gusti agung adi 
http://raveltglory.blogspot.com