Selasa, 11 Juni 2013

Sholawat Nabi


Sholatun Bissalamil Mubin



Sholatun bisalamil mubin…linugthotit ta’yii ni ya ghoroomii)6X
Nabiyyuna kaana ashlattak wiini….min ngahdi kun fayakuunu yaa ghoroomii(2X)
back to *(2X)
Ayaman ja’ana khakkon nadhiiri…mughiitsan musbilan subularoshaadi(2X)
back to *(2X)
Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah (4X)
Rosulullahiyaa dhowiil jabiini… wayaamanja’abil khakkil mubiin(2X)
back to *(2X)
Sholatulam tazal tutlaa ngalaika…kami’ thorin nasiim tuhdaa ilaika (2X)
back to * (2X)

Makna nya:
Shalawat serta salam ku persembahkan kepada mu wahai kekasih ku
Sebagai bukti keteguhan ku,wahai Nabi saw (kekasih ku)
Engkaulah sebenar2nya pemberi peringatan pada masa mu
Wahai kekasih ku,wahai Rasulullah saw yang bercahaya wajahnya penunjuk jalan kebenaran
Tak lekang sholawat tercurah pada mu wahai pembawa kebenaran,laksana hembusan angin yang kencang.



Lirik Bahasa Arab nya:



Petualangan


CAVE TUBING GUA PINDUL
Petualangan Mengarungi Sungai Bawah Tanah yang Sarat Kisah

 

Menyusuri sungai menggunakan perahu karet merupakan hal yang biasa, namun jika sungai itu mengalir di dalam gua tentu saja akan menjadi petualangan yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Gua Pindul, salah satu gua yang merupakan rangkaian dari 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah yang ada di Desa Bejiharjo, Karangmojo, menawarkan sensasi petualangan tersebut. Selama kurang lebih 45 - 60 menit wisatawan akan diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 300 m menggunakan ban pelampung. Petualangan yang memadukan aktivitas body rafting dan caving ini dikenal dengan istilah cave tubing.
Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan cave tubing di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest, serta head lamp yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola. Aliran sungai yang sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk cave tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua.
Sambil merasakan dinginnya air sungai yang membelai tubuh di tengah gua yang minim pencahayaan, seorang pemandu bercerita tentang asal-usul penamaan Gua Pindul. Menurut legenda yang dipercayai masyarakat dan dikisahkan turun temurun, nama Gua Pindul dan gua-gua lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dari cerita pengembaraan Joko Singlulung mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat, gunung, dan sungai, Joko Singlulung pun memasuki gua-gua yang ada di Bejiharjo. Saat masuk ke salah satu gua mendadak Joko Singlulung terbentur batu, sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berasal dari kata pipi gebendul.
Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul, pemandu pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Sebuah pilar raksasa yang terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Di beberapa bagian atap gua juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua. Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat berenang atau terjun dari ketinggian. Tatkala YogYES masih menikmati indahnya ornamen gua di sela bunyi kepak kelelawar dan kecipak air, mendadak pengarungan sudah sampai di mulut keluar gua. Bendungan Banyumoto yang dibangun sejak jaman Belanda dengan latar belakang perbukitan karst pun menyambut.

Rabu, 05 Juni 2013

Anak-Mu

      PUTRI KECILMU

Aku yang di lahirkan sebagai anak perempuan pada tahun 1992 lalu, tepat 21th  aku telah di besarkan oleh kedua orang tua yang sangat menyayangiku. Penuh kasih sayang, penuh kesabaran dalam mendidik-ku, aku selalu merasa sebagai anak paling beruntung di dunia memiliki kasih sayang kedua orang tua yang tanpa batas, selalu menerima kekuranganku, menjaga aku sampai aku tumbuh dewasa seperti sekarang.
Hari-hari penuh di lewati canda,tawa,tangis,sedih,bahagia, itu semua aku belajar darimu wahai mamah&papah. Aku sadar sebagai anak aku tidak pernah luput dari kesalahan setiap harinya, selalu egois, pernah membentak, pernah kasar, bahkan aku pernah marah kepada-mu. 
Aku memohon ampun kepada mamah&papah yang selalu menyakitkan hati kalian, selalu menyusahkan kalian, dan selalu menuntut apa yang menjadi keinginanku.
Sampai saat ini aku belum bisa menjadi anak kebanggan kalian, aku yang masih selalu bergantung kepada kalian, bahkan aku sadar di umur aku yang bukan terbilang kecil lagi, aku belum bisa menjadi seperti engkau mah,pah. Yang bisa bekerja keras untuk anak-anaknya, berjuang dari pagi sampai malam mencari Rizki dan Rejeki untuk menghidupi keluarga. Berusaha menjadi panutan yang terbaik untuk anak-anaknya, mengajari apa arti hidup sesungguhnya itu, mengamalkan ajaran agama kepadaku sehingga aku mengerti apa arti dosa dan pahala.
Aku yang engkau didik selama 16th menduduki bangku pendidikan sampai saat ini, begitu banyak ilmu yang aku dapat dari setiap pengalaman sekolah sampai aku kejenjang perkuliahan. Bagitu banyak biaya yang engkau keluarkan dan engkau korbankan tapi tidak sedikitpun engkau menuntutku untuk mengembalikannya.
Sosok PAPAH adalah sosok laki-laki pemimpin dunia yang selalu aku banggakan di depan semua orang, karna dari papah aku belajar bertanggung jawab setiap perbuatanku, kuat hadapi setiap masalah yang ada, berani berkomitmen, dan papah selalu mengajarkan-ku untuk tidak menjadi gadis kecil yang cengeng, manja, dan mudah mengeluh. Papah sosok yang selalu tegar setiap menghadapi masalah yang timbul, papah yang selalu menyembunyikan masalah yang ada di hadapan anak-anaknya. Papah yang bekerja keras banting tulang demi keluarga, demi anak-anaknya untuk selalu mendapat pendidikan setinggi-tingginya.

MAMAH adalah wanita yang selama 9 bulan mengandung aku di dalam perutnya, berjuang demi anak yang ada di kandungnya, member nutrisi di dalamnya agar anaknya lahir sebagai anak yang sehat dan selamat. Sehingga aku tumbuh dewas seperti ini berkat didikannya, nasehatnya yang selalu aku dengar, dukungannya yang selalu menjadi motivasi terbesar aku, serta doa yang membawa aku selalu dalam keselamatan. Mamah itu tidak pernah mengeluh untuk selalu bangunin aku di kala aku harus berangkat kuliah pagi, selalu mencuci baju kotor aq, mengingatkan aku ketika aku harus hati-hati, menyuruh aku untuk selalu makan tepat waktu agar tidak sakit, dan doa yang selalu beliau pajatkan ketika aku harus pamit keluar rumah.

Mamah … maafkan aku karna aku selalu membuat mamah sedih atas sikap aku, kelakuan aku yang terbilang masih seperti anak kecil, yang belum bisa menggantikan posisi ibu rumah tangga di rumah, yang masih suka marah-marah, suka manja berlebihan, suka bikin mamah sakit, Maafin aku ya mah?? :’(
Coba mamah dan papah tengok aku sekarang, putri kecilmu yang dulu sekarang udah tumbuh besar sebagai perempuan dewasa. Suatu saat nanti jika waktu itu tiba aku akan di miliki laki-laki yang akan menjadi suami-ku kelak nanti, apa mamah papah bisa merelakannya??
Dan apa aku bisa jauh dari kalian?? Jawaban saat ini aku “Enggak Bisa”!! aku ingin mamah papah tetap ada di samping aku sampai aku harus kembali Pada-Nya. Aku gak mau ada yang menggantikan posisi Kalian sebagi orang tua terhebat di duniaku. Mamah papah harus sehat selalu ya??” Kalian harus ada di saat waktu bahagia itu tiba, mamah papah harus dampingin aku. Bahagia yang tak ternilai itu ketika aku selalu melihat senyum dan tawa kalian. Pelukan mamah selalu bikin aku tenang dalam segala hal. Jika nanti aku harus hidup ber-2 dengan calon suamiku mungkin semua jalan kehidupan aku akan berubah, semuanya aku harus serba mandiri, udah gak ada lagi yang bangunin aku pagi-pagi, bahkan nanti aku akan jarang mendengar mamah dan papah yang selalu mengingatkan aku untuk makan.
Mamah, Papah Terima Kasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai, tulus cinta-mu tak kan mampu untuk terbalaskan, semoga Tuhan selalu memberikan kedamaian dalam hidup-mu, putih kasihmu kan abadi dalam hidup-ku.

“Doa ku Untuk Mamah Tercinta dan Papah Tersayang”:
“Ya Allah, Ampunkanlah segala dosa-dosa kedua orang tua-ku, Sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku dari kecil. Berikan kedamaian dalam hatinya, Mudahkanlah segala urusannya, Lapangkanlah hatinya, serta Lindungilah langkahnya dari perbuatan yang menjadi Larangan-Mu. Berilah selalu kesehatan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat-Mu . Serta berikan Surga Terindah di sisi-Mu ketika mereka Kembali Pada-Mu Ya Rabb. Amin Ya Robbal Alamin…”

Sampaikan rasa sayangku yang tak pernah usai untuk mereka ya Allah, mungkin aku yang terkadang belum bisa menyampaikan secara langsung, tapi hati ini selalu menyayangi dan mencintai mereka. Aku Memohan perlindungan-Mu untuk keluarga kami Ya Rabb. 

Senin, 20 Mei 2013

Resensi Buku Habibie & Ainun (Bahasa Indonesia)



RESENSI BUKU Habibie & Ainun






Judul Buku                            : Habibie & Ainun
Buku                                       : Novel
Penerbit                                  : PT THC Mandiri
Diterbitkan                            : Jalan. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 – Indonesia.
Tahun terbit                          : November 2010
Penulis                                    : Bacharuddin Jusuf Habibie
Kategori                                 : Biografi
Tebal  Buku                           : xii + 323 Halaman
Resolusi                                  : 14 cm x 21 cm
Jenis Cover                            : Soft Cover  
Text Bahasa                           : Indonesia    
Karya lain Pengarang           : Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain     beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
·         VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
·         Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130. 
·         Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ). 
·         Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang ) 
·         CN - 235 
·         N-250 
·         dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:

ü  Helikopter BO-105. 
ü  Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
ü  Beberapa proyek rudal dan satelit.
Alasan membuat buku         : Untuk mengobati rasa rindu kepada sang istri ( Ainun )
Sinopsis buku                                    : Ainun
"Saya bahagia malam-malam hari berdua di kamar: dia sibuk di antara kertas-kertasnya yang berserakan di tempat tidur, saya menjahit, membaca atau berbuat lainnya. Saya terharu melihat ia pun banyak membantu tanpa diminta: mencuci piring, mencuci popok bayi yang ada isinya..."

Habibie
"Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan hati nurani. Kami melekat pada diri kami sepanjang masa di manapun kami berada..."

Buku ini menarik, karena berisi analsisi ilmiah murni penulis sebagai intelektual yang berpendapat apa adanya.
(  KH Ali Yafie )
Ini adalah sebuah karya yang ditenun dan dibingkai dengan perasaan cinta suci yang mendalam, tulus dan sarat nilai. Suka-duka penulisnya berdampingan selama 48 tahun dengan Bu Ainun bertumpah-ruah dengan penuh kejujuran dalam karya ini, sebuah karya yang dapat dijadikan ilham bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah, sesuatu yang tidak mudah bagi kebanyakan kita, termasuk saya.

(  Ahmad Syafii Maarif )
Ini adalah sebuah buku yang luar biasa menari, amat penting, sebuah buku sejarah Indonesia di 40 tahun terakhir, kisah pengalaman seorang putera utama bangsa Indonesia, tokoh teknologi yang menjadi tokoh politik, sebuah buku yang indah, yang sekaligus cerita cinta, cinta yang menjadi rahmat dari Tuhan. Mempesona!
( Franz Magnis-Suseno SJ )

Tema resensi                          : Kisah Hidup  Perjalan Habibie & Ainun

Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R. Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48 tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.
Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun tetap berada di sisinya. Setiap ia keluar dari ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah. Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan.

Sedikit saya akan menceritakan isi yang tertera didalam buku yang berjudul Habibie & Ainun.

Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Pak Habibie tertarik pada Bu Ainun, kisah pacaran mereka yang singkat dan berujung pada pernikahan. Selanjutnya kita dapat mengetahui episode kisah hidup Pak Habibie (yang tentunya dalam setiap tahapan kehidupannya tak lepas dari peranan Bu Ainun).
Mulai dari pasangan baru dengan gaji yang pas-pasan di Jerman, namun kesulitan-kesulitan di awal pernikahan mereka membuat mereka bertambah saling memahami.Menghadapi kehidupan yang keras,Bu Ainun tak mengeluh, bahkan senantiasa menyambut Pak Habibie dengan pandangan dan senyuman yang menentramkan. Dan berkali-kali Pak Habibie menyebutkan dalam buku ini bahwa pandangan dan senyuman Bu Ainun senantiasa membuatnya terpukau dan dirindukannya.

Ketika Pak Habibie mengalami masalah dalam penyelesaian doktoralnya dan merasa kerja kerasnya sia-sia, namun Bu Ainun memberikan motivasi dan saran untuk menyelesaikan masalahnya. Atas saran dari Ibu Ainun inilah, masalahpun dapat terpecahkan. Pak Habibie merasa Bu Ainun adalah ilham untuknya, oleh karena itu anak pertama mereka diberi nama Ilham. Di sini, saya sangat salut sekali dengan kecerdasan Bu Ainun yang memahami persoalan yang menimpa suaminya dan dapat memberikan solusi. Dan apapun yang terjadi Pak Habibie senantiasa mengkonsutasikannya dengan Bu Ainun. Juga pernyataan Pak Habibie karena Aninunlah sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan jika Ainun merasa mungkin untuk dilakukan maka Pak Habibie akan yakin dapat membuat sesuatu yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Ketika anak kedua lahir, maka kebutuhan semakin besar Bu Ainun memutuskan untuk bekerja menjadi dokter anak(atas dukungan Pak Habibie), akan tetapi akhirnya harus melepaskan pekerjaannya karena anaknya sakit dan merasa bersalah tidak dapat merawat anaknya. Meskipun pada akhirnya Bu Ainun memutuskan menjadi Ibu rumah tangga namun Bu Ainun tetap dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan karier Pak Habibie sehingga masih tetap dapat memberikan masukan-masukan kepada Pak Habibie.Apalagi setelah kembali ke tanah air, bu Ainun disibukkan untuk mendampingi Pak Habibie juga membuat kegiatan di lembaga-lembaga yang dipimpin oleh suaminya dan juga mengepalai berbagai yayasan. Jabatan yang diemban Pak Habibie tak membuat Bu Ainun berubah, malah mereka semakin tidak dapat dipisahkan dimana ada Pak Habibie disitu ada Bu Ainun. Sampai ketika bu Ainun sakit dan meninggal, Pak Habibie merasa bahwa ia dan Ainun maninggal karena diikat oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi.
Surat terakhir B.J.Habibie untuk Alm. Ainun Habibie …..

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,

sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,

hatiku seperti tak di tempatnya,

dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang,

rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,

pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,

aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,

tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,

kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,

cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

BJ.HABIBIE


Setelah saya membaca dan membuat suatu resensi tentang buku Habibie & Ainun , saya mendapatkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.
A.    KELEBIHAN BUKU
1.      Saat merasa buku ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf Habibie.

Saat membaca buku ini, saya dapat membayangkan Pak Habibie berbicara dan bercerita.
Setelah bertahun-tahun tidak pernah melihat pidato-pidato Pak Habibie (yang sejujurnya dulu sangat membosankan), buku ini bisa menjadi penawar rindu yang sangat ampuh.
Selain itu, karena cara penyampaian dalam buku ini benar-benar menggambarkan Pak Habibie, saya semakin kagum dengan apa yang ada di dalam otak dan pemikiran beliau. Betapa hebatnya beliau menciptakan berbagai macam rencana-rencana untuk hidupnya, untuk lembaga-lembaga yang dipimpinnya, dan untuk Indonesia.

2.      Bukan cinta melulu.

Sebelum membaca buku ini, saya mengira bahwa saya akan mendapatkan bacaan yang fokus pada kisah percintaan antara Habibie dan Ainun. Saya senang sekaligus juga cukup kaget karena, tidak saja disuguhkan cerita dibalik kehidupan suami-istri mereka berdua, Pak Habibie juga menuliskan berbagai kisah sejarah Indonesia dan benih-benih pemikiran beliau.
Saya justru tidak dapat membayangkan buku jika isinya hanya masalah cinta melulu.

3.      Mau atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini.

Pak Habibie memberikan deskripsi yang begitu detil tentang perjuangan dia membangun industri dirgantara Indonesia. Kalimat-kalimat yang beliau tulis mengenai kemampuan putra-putri bangsa, mau tidak mau menggelitik rasa nasionalisme saya.
Dulu Pak Habibie bisa menginisiasi proyek sebesar PT DI, kenapa anak-anak muda zaman sekarang belum bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan tersebut?
Tingginya idealisme dan nasionalisme Pak Habibie dan keluarga, yang bersedia meninggalkan hidup berkecukupan di Jerman dan malah pulang ke Indonesia, itu saya akan ingat sampai kapanpun.


B. KELEMAHAN BUKU
1.      Karena buku ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita, kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku ini sering terasa membingungkan dan tidak wajar. 

Saya tidak tahu apa yang ada di dalam otak Pak Habibie, tapi saya yakin otaknya sangat penuh dengan berbagai macam pemikiran tentang berbagai macam hal. Mungkin beberapa hal tersebut saling bertubrukan satu sama lain. Atau bahkan mungkin rantai pemikiran beliau tentang hal A, malah berlilitan tanpa sengaja dengan rantai pemikiran hal B. Hal ini semua tergambarkan dalam buku ini.

2.      Sungguh saya sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan kehadiran seorang editor.

Ataukah saya yang salah mengerti?
Saya sudah berusaha mencari siapa editor yang membantu sebelum resminya diterbitkan
buku ini, namun tidak satu nama pun muncul.
Menurut saya, ketidakhadiran seorang editor membuat kekurangan-kekurangan dalam buku ini menjadi begitu menonjol.
Misalnya saja di dalam buku ini tidak jarang kata “Ainun” malah dicetak menjadi “AInun” atau pun kata “tetapi” menjadi “tatapi.”
Satu hal yang sangat-sangat mengganggu keindahan bahasa penulisan adalah tidak konsistennya pemilihan kata antara “saya” dan “aku”. Di dalam satu kalimat, contohnya:
“… dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan.”
Sungguh-sungguh-sungguh sangat disayangkan.

3.      Cerita cinta masih kurang

Kontradiktif dengan poin nomor 3 kelebihan buku ini, sebesar apapun saya menyukai sisi sejarah dan berbagai macam cerita tentang perjuangan Pak Habibie, saya merasa kisah percintaan antara Pak Habibie dan Ainun hanya dirayakan di awal dan akhir buku. Di pertengahan buku, saya merasa cerita-cerita tentang kegiatan Ainun dan deskripsi tentang kecintaan Pak Habibie dan Ainun hanya merupakan sisipan yang cuma mampir. Selipan-selipan yang seharusnya menjadi cerita betapa dalamnya cinta kasih Pak Habibie dan Ainun dirasa terpaksa dituliskan demi menyokong judul buku ini.

4.      Kurang Foto

Saya bukan jenis orang yang lebih suka membaca sesuatu yang bergambar, tapi saya sangat setuju dengan ungkapan bahwa gambar dapat menggantikan berjuta-juta kata yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu.
Mungkin hal ini disebabkan karena buku ini buru-buru diterbitkan, mumpung waktu meninggalnya Ainun belum terlalu lama. Atau juga kesalahan penerbit yang menyetujui penerbitan buku ini.
Tapi, dengan menyokong pernyataan saya di poin kekurangan nomor 3, buku ini akan menjadi lebih berwarna bila disertakan dengan gambar-gambar Pak Habibie bersama Ainun.
Alangkah baiknya jika kecintaan Pak Habibie dan Ainun digambarkan dalam foto keluarga bersama Ilham dan Thareq.
Sungguh sangat disayangkan bahwa pembaca hanya diberikan rangkaian kata soal foto keluarga terakhir sebelum Ainun meninggal, tanpa dimanjakan matanya dengan keberadaan foto tersebut.
Semoga hadirnya buku ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta inspirasi bagi kita semua. Serta mampu memenuhi dahaga warga Indonesia yang ingin mengetahui fakta sejarah dari kehidupan sang profesor, hingga mampu dicatat dalam sejarah bangsa ini.  

Pengertian Resensi (Bahasa Indonesia)

Pengertian Resensi dan Unsur-unsurnya

Pokok Pembahasan
1.      Apa Pengertian “Resensi” ? 
2.      Apakah tujuan dari pembuatan “Resensi” ? 
3.      Sebutkan unsur-unsur yang terkandung di dalam “Resensi” ?

A. Pengertian Resensi

Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.

B. Pengertian Resensi Menurut Pendapat Ahli

Berikut ini adalah pengertin resensi menurut pendapat para ahli : 
1.      WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. 
2.      Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku. 
3.      Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.


C. Tujuan Resensi

Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut :
1.      Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. 
2.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3.      Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4.      Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5.      Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku

D. Jenis-jenis Resensi

Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2.      Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3.      Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.

E. Unsur-unsur Resensi

Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi. 
1.      Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2.      Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Judul buku;
b.      Pengarang;
c.       Penerbit; 
d.      Tahun terbit beserta cetakannya;
e.       Dimensi buku;
f.       Harga buku;
3.      Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4.      Penutup resensi buku 
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.

F. Tahap Penulisan Resensi

Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku :
1.      Tahap Persiapan 
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2.      Tahap Pengerjaan 
a.       Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b.      Membuat isi resensi, diantaranya: 
·         Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
·         Menentukan judul resensi.
·         Membuat ringkasan secara garis besar.
·         Memberikan penilaian buku.
·         Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
·         Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
·         Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

G. Tips Menulis Resensi

Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:           
A.    Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
B.     Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
C.     Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
D.    Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
E.     Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
F.      Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.