BERKUNJUNG
KE RUMAH EYANG
Namaku Bima, aku anak Ragil dari 5 bersaudara, aku lahir tahun
1999 di Trenggalek, but aku sekarang tidak menetap di trenggalek, aku menetap
di Kota Blitar, sbenarnya kata kakak aku harus ikut ke Jakarta, but aku lebih
suka di Blitar, Karena hawanya sejuk he he
Sudah lama aku ingin berkunjung ke
rumah Eyang, Akhirnya ada liburan untuk anak kelas 7 dan 8 SMP yang liburannya
selama 1 minggu, aku senang banget, soalnya pada liburan itu Paman yang di kota
juga mengajakku ke rumah Eyang di Dongko, Trenggalek. Pagi2 kami berangkat
dengan Paman, aku merasa senang walaupun kantuk melanda, dan dingin daerah yang
kami kunjungi sangat menusuk sampai-sampai aku dan temenku di mobil
bersin-bersin, Akhirnya sekitar 4 jam kami sampai ke rumah eyang, di sana
sangat ramai, keluarga pada berkunjung ke rumah eyang, dan pada saat itu juga
di desa rumah eyang ada pemilihan kades, bisa di bayangin dong kalau tempat
pemilihannya di dekat rumah eyangku?, jawabannya ya pasti ramai banget he he he.
Walaupun kami pendatang dari kota
yang terbiasa berbahasa Spanyol dan Indonesia, tapi kami tak mungkin lupa
bahasa daerahku dilahirkan, yaitu Boso Jowo atau Bahasa Jawa. dan nggak nyangka
aku bertemu teman lamaku yang di dekat rumahnya eyang, namanya Kelfin, Dia juga
Anak SMP seperti kami, aku pun berbincang2 dengannya dengan bahasa jawa
(Sedikit Campur) he he he.
Aku: “Hai, bro, Pie Kabare?”
Kelfin: “Apik2 wae!”
Aku: “Ono po’o to, kok akeh uwong nang kene?”
Kelfin: “Enek pemilihan kades!”
Aku: “We jek iling ,nggene kali sing katane wong angker?”
Kelfin: “eling, we Mbiyen kae njerit2 koyo cah wedok gara2 ngelok enek kuburane, lan panggonane Medeni?”
Aku: “Kwi kan mbiyen ta?, saiki aku arep eruh kaline karo kancaku, biasa bray, anak Jakarta he he.”
Kelfin: “Palingo yo engko ngompol nang katok, hua ha ha ha!”
Aku: “ngenyek ha ha”
Aku dan kelfin pun bercanda tawa, gak
nyangka waktu sudah sore, lalu aku mengajak teman aku mandi, wah ternyata kamar
mandinya ya penuh. Aku bertanya ke temanku, kalau kita “mandi di sungai? De acuerdo?”,
Lalu dia menjawab “Es seguro?”, Aku menjawab “Si!”, Lalu dia tertawa dan bilang
“pakai Bahasa Spanyol Lagi!”. Lalu kami berangkat ke sungai, OmG sampai di
sungai, tempatnya menyeramkan, lalu terdengar suara ranting phon patah
Klekkkkk!!! , langsung lari terbirit2 ketakutan, Kaget banget gara2 Itu. Lalu
kami putuskan untuk Pulang ke rumah Eyang, dan kami sedikit nyasar, Untunglah
ada orang yang menolong kami, akhirnya sampai juga di rumah eyang, orang2 masih
ramai, dan mobil Paman masih di garasi. Lalu kami berdua masuk kamar mandi
bergantian, air di pegunungan situ sangat dingin, Seperti hampir membeku he he
he. Setelah kami mandi, aku mengecek data perusahaan dan sambil mendengarkan
lagu yang telah kami buat, aku dan temanku mempunyai band Religi yang bernama
band elantra. Aku sangat menyukai Lagu religi Islam, karena aku memegang agama
Islam.
Setelah itu kami makan bersama, wuih
ramai, sambil menghitung bintang yang bersinar terang. Sampai suatu saat aku
tiba2 menangis, Ya setiap aku melihat langit yang sangat indah aku selalu
meneteskan air mata, aku menjadi ingat masa kecilku di sini, suka melihat rasi
bintang dan menggambarkannya, dan juga suka main sawah-sawahan sama teman2, dan
kejar2an Kambing sama Fabiq yang dulu pernah lari terbirit-birit karena takut
di tabrak kambing yang marah karena kami ganggu, dan hapir jatuh gara2 fabiq
menungganginya.
Paginya kami Jalan pagi bersama
saudara, dan kerumah teman2 lama untuk mengungkapkan rasa kangen dan ingin
mengenalkan Rekanku SMP ke temanku yang di Trenggalek, ternyata mereka sangat
cepat akrab. lalu aku berfikir ingin ke pantai, toh di rumah eyang ada mobil
yang 1 hari ini tidak dipakai, dan temanku kan pembalap mobil, jadi dengan
berbekal kendaraan Daihatsu Taft kami berangkat ke pantai, Melihat pemandangan
pegunungan yang indah, hawa yang sangat sejuk dan asri. Tak terasa sudah sampai
pantai, akhirnya kami turun dan bermain di air terjun sambil cari Kete (Landak
Laut), dan Foto2 narsis he he…
Gak terasa, hari pun semakin siang,
kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah eyang, Saat pulang, Mobil kami
berkenti, Maybe kehabisan bensin atau air, ternyata jalan yang kami lalui ini
berbeda dengan jalan yang kita lalui saat berangkat, perasaan panik mulai
melanda, jalannya sepi juga, lalu kami melihat GPS di Hp, eh ternyata nggak ada
sinyal. Langsung, berdoa di dalam mobil, lalu aku mempunyai ide untuk kita
melanjutkan perjalanan melalui jalan tadi, dan maybe ada orang yang bisa
ditanyai jalan menuju desa Dongko. Sekitar kurang lebih 200 Meter dari tempat kami
berhenti ada permukiman, jalan di situ bergelompang, di mobil terasa naik
turun, lalu kami bertemu gadis sekolahan, dia berparas sangat cantik rambutnya
panjang, hampir tidak seperti gadis desa, dia mirip gadis perkotaan, hampir
mirip gadis China-Indo.
kami pun bertanya dengannya, ternyata
kami keblabasan, dan diberi jalan pintas, awalnya saat dia memberi jalan pintas
itu kami sedikit tak percaya, karena jalan pinsanya melewati hutan2, saat kami
melewati jalan pintas, kami bersiap menelepon 911 dan 112, dan persiapan
senjata, dan untungnya kami membawa Pisau yang untuk membelah buah saat di
pantai tadi, Di pertengahan jalan ada banyak pemuda, kami mulai waspada,
berdoa, dan bersiap menerima seranngan. Tapi ternyata mereka adalah pemuda yang
baik, mereka memberi tahu jalan ke desa dongko memang melewati jalur ini,
akhirnya tak selang beberapa lama, kami tiba di desa dongko, lalu kami pulang
ke rumah Eyang.
Tak Terasa udah 3 hari di rumah
Eyang, lalu kami memutuskan untuk pulang ke kota, kami pamitan ke keluarga, dan
segera ke Mobil. di perjalanan aku tetap mengingat kejadian itu, Sebuah
peristiwa yang tak terlupakan.
http://cerpenmu.com/cerpen-jawa/berkunjung-ke-rumah-eyang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar